SALATIGA|Injatengnews.com – Sebanyak 55 wisudawan dan wisudawati LPK SO Serbaindo resmi dilepas dalam Wisuda Ke-11 di Hotel Laras Asri, Senin (4/8/2025). Acara yang disaksikan keluarga, tamu VIP, dan mitra dari berbagai daerah ini sekaligus menjadi ajang peluncuran Lembaga Sertifikasi Profesi Bahasa Asing (LSPBA) pertama di Indonesia.
LSPBA yang berkantor pusat di Jakarta Selatan tersebut digadang menjadi mitra resmi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Lembaga Akreditasi LPK (LA-LPK). Lembaga ini berwenang mengeluarkan sertifikat kompetensi untuk seluruh lembaga bahasa asing nasional. CEO Serbaindo Grup, Imam Abdul Rahman atau yang akrab disapa Papi Iman, menyebut langkah ini sebagai terobosan penting untuk meningkatkan standar kompetensi pendidikan bahasa asing di tanah air.
Wisuda dan peluncuran ini turut dihadiri perwakilan Polres Salatiga, Kodim 411 Salatiga, Disperinaker Kota Salatiga, serta mitra dari berbagai daerah seperti LSI Gunung Kidul, LSI Batang, LSI Tegal, Universitas Islam Mulia Yogyakarta, SMKN 1 Salatiga, SMK PGRI 1 Salatiga, dan Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat.
Perlindungan dan Akreditasi Tinggi
Papi Iman menegaskan Serbaindo tak hanya membuka lowongan kerja dan magang ke Jepang. “Kami memberikan perlindungan penuh kepada seluruh siswa yang sedang menjalani kontrak kerja, bahkan mentoring bisnis kewirausahaan setelah mereka pulang, termasuk membantu scale-up usaha para orang tua atau wali siswa,” ujarnya.
Serbaindo juga membanggakan akreditasi nasional tertinggi, level M4, serta pendampingan maksimal. “Tim kita ada di Jepang, delapan orang warga Indonesia. Jadi kalau siswa ada masalah atau keluhan, klaim bisa lebih cepat,” tegasnya.
Bidang Keahlian dan Seleksi Ketat
Mayoritas lulusan diarahkan menjadi caregiver atau perawat rumah sakit. Namun peluang juga dibuka di bidang konstruksi, perkapalan, pertanian, hingga pertukangan/welding. “Permintaan tenaga kerja di bidang kesehatan terbesar. Tapi kami seleksinya ketat, mulai dari kesehatan, semangat, hingga kesiapan mental,” jelas Papi Iman.
Wisuda kali ini diikuti 55 peserta, menurun dari periode sebelumnya yang berjumlah 88 orang. Serbaindo rutin menggelar wisuda setiap dua hingga tiga bulan untuk menjaga pasokan tenaga kerja berkualitas ke Jepang.
Persiapan dan Pelatihan
Setelah wisuda, lulusan umumnya menunggu dua hingga empat bulan untuk proses pemberkasan Certificate of Eligibility, penerbitan visa, dan jadwal keberangkatan. Bagi peserta yang tidak memiliki latar belakang medis, Serbaindo menyediakan pelatihan intensif, termasuk magang di Pesantren Lansia Raden Rahmat.
“Job apapun bisa kita latih. Bahkan dari yang tidak bisa, jadi bisa. Karena kita lembaga pelatihan kerja,” ujarnya.
Ia menambahkan, Jepang kini membuka durasi kerja lebih fleksibel. “Dulu magang tiga tahun, sekarang ada peluang waktu kerja lebih panjang,” tambahnya.
Sania, wisudawati asal Kabupaten Semarang, mengaku sejak lulus SMK sudah ingin bekerja di Jepang, khususnya di bidang perawatan lansia. “Dulu saya pernah merawat nenek yang sakit stroke, itu jadi motivasi,” katanya.
Selama sepuluh bulan belajar dari nol, tantangan terberat baginya adalah menghafal huruf kanji. “Kanji itu sulit, tapi setelah tahu triknya jadi lebih gampang,” ujarnya sambil tertawa.
Sania mengambil kontrak tiga tahun dengan harapan mendapatkan visa tetap.
“Gajinya besar, kerjaannya jelas dicari, dan weekend bisa jalan-jalan. Kerja pasti capek, tapi ada kepuasan tersendiri,” ucapnya.
Menuju Tenaga Kerja Unggul
Dengan kombinasi pelatihan, sertifikasi resmi, akreditasi tinggi, dan jaringan luas di Jepang, Serbaindo Grup optimistis dapat mencetak tenaga kerja unggul yang siap bersaing di kancah internasional.
“Kami ingin memastikan lulusan kami bukan hanya pekerja, tapi juga calon wirausaha masa depan,” pungkas Papi Iman.
(Prabu)