SALATIGA| Injatengnews.com- Puluhan nasabah Koperasi Bahana Lintas Nusantara (BLN) dari berbagai daerah akhirnya meluapkan amarah mereka. Rabu (25/6/2025) siang, sekitar 40 orang mendatangi rumah pimpinan koperasi, Nicholas Nyoto Prasetyo, di Jalan Merdeka Selatan No. 54, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga.
Massa yang kecewa menggedor pintu gerbang rumah Nicholas. Tak berhenti di sana, mereka juga menerobos masuk lewat pintu belakang yang diketahui berfungsi sebagai kantor Koperasi BLN.
Aksi ini dipicu kekecewaan mendalam karena dana penyertaan modal yang disetor para nasabah belum juga dikembalikan. Sebelumnya, sejumlah korban bahkan telah mengadu ke Pengadilan Negeri Salatiga, namun merasa kecewa karena tidak termasuk dalam gugatan class action yang lebih dulu diajukan oleh kelompok nasabah lain.
“Saya ikut koperasi ini sejak 2023, menyetorkan hampir Rp400 juta. Sampai sekarang, belum ada pengembalian modal, apalagi keuntungan,” ungkap Widi, salah satu korban asal Wonosobo, kepada awakmedia.
Ia menjelaskan bahwa skema yang ditawarkan BLN adalah pengembalian modal di tahun pertama dan pembagian keuntungan di tahun kedua. Namun sejak Maret 2025, program unggulan koperasi yang dinamai Si Pintar justru macet total.
“Kata mereka akan kembali normal dalam dua bulan, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan,” tambah Widi.
Pasca-macetnya Si Pintar, muncul kebijakan baru untuk memindahkan dana ke program pengganti bernama Si Jangkung. Namun, menurut Widi, kebijakan ini justru semakin tidak masuk akal.
“Ini sudah tidak beres. Saya ingin keluar. Sebelum kenal BLN, hidup saya tenang. Uang ini hasil tabungan,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa korban asal Wonosobo saja mencapai 60 orang, dengan total kerugian ditaksir mencapai Rp5 miliar.
Ketegangan sempat memuncak dalam aksi tersebut. Namun, akhirnya para nasabah diterima oleh kuasa hukum koperasi BLN. Kedua pihak sepakat untuk melakukan audiensi lanjutan di Kantor Hukum Mohammad Sofyan. Hingga pukul 12.00 WIB, proses mediasi masih berlangsung.
Para nasabah kini hanya bisa berharap janji pengembalian dana benar-benar ditepati,bukan kembali menjadi angin surga